Saturday, 14 February 2015

Dibalik Sebuah Tawa

            Tertawa adalah salah satu bentuk emosi yang pada umumnya menunjukkan rasa senang atau gembira. Gak cuman itu, tertawa kadang juga menjadi salah satu respon atas sesuatu yang dianggap lucu. Tapi tertawa apalagi dalam kuantitas yang terlalu banyak dan/atau terlalu sering, bukannya gak mungkin kalau tawa tersebut dikarenakan atas lain hal, salah satunya rindu. Lantas apa hanya rindu? Tentu saja enggak.
            Kesedihan yang teramat dalam. Mungkin kebanyakan orang sedih memang menangis. Tapi kalau sedihnya dalem, kebanyakan malah akan diselingi atau diakhiri dengan tertawa terbahak-bahak. Ini memang cukup extreme, karena kalau gak bisa nahan diri yang ada malah jadi gila, lari-lari ke rumah tetangga dan tidur di pinggiran jalan raya.
            Menutupi kekecewaan. Ketika rasa kecewa yang amat sangat adalah hal yang dirasakan dan rasa sayang membuatnya tak cukup tega untuk dilampiaskan, maka pilihan terakhir adalah tertawa lebar seakan tidak ada apa-apa. Memperlakukan diri dan tampil sebiasa biasanya sambil membiarkan hati sembuh dengan sendirinya.
            Menolak keadaan. Kadang ini juga menjadi alasan sebuah tawa. Saat apa yang terjadi tidak seperti apa yang diharapkan, biasanya orang akan tertawa kecil berulang kali hanya untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa dirinya tengah bermimpi. Kadang juga orang tertawa untuk menolak keadaan agar dirinya tidak merasa kecewa.
            Berpikir positive. Selalu berpikir positive dan tertawa mungkin hidup damai di kediaman masing-masing, tapi semua itu berubah ketika pikiran negative menyerang. Ketika pikiran negative masuk, mereka yang berpikiran positive akan meragukan itu semua dan berusaha tetap gak mikir yang macem-macem. Nah disadari atau enggak, ketika mereka melakukan itu, mereka kerap tertawa dan menggeleng-gelengkan kepala sambil dalam hati berkata bahwa itu semua bukanlah yang sesungguhnya.
            Kebohongan/keusilan yang terbongkar. Yang ini pasti sudah cukup mainstream. Banyak orang tertawa ketika dirinya tertangkap basah sedang berbohong atau usil. Tapi kebohongan/keusilan yang dimaksud bukanlah yang dalam konteks besar dan serius, melainkan bercanda. Sambil unjuk gigi lebar-labar, mereka yang ketahuan bohong/usil seringkali tertawa dengan wajah tak bersalah.
            Lima hal tadi adalah beberapa alasan dibalik sebuah tawa. Tertawa sendiri sebenarnya menyehatkan kesehatan jiwa dan raga khususnya wajah. Bahkan ada yang berpendapat bahwa tertawa bisa membuat kulit wajah awet muda. Tapi yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana kita bisa membuat orang disekitar kita juga tertawa, tapi karena bahagia bukan sebaliknya. (Lig)

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright 2009 Tulisan Tangan. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator